Bombastis ya judulnya? Iya dong! Kan supaya kamu penasaran, trus mau ngebaca artikelnya. Kali ini akan dibahas pakaian adat perempuan Indonesia yang mungkin di masa depan akan dianggap pornografi, terus dicekal deh. Eh, tunggu dulu, mungkin begitu pikir kamu. Kenapa cuma pakaian adat yang perempuan yang dibahas, kenapa nggak pakaian laki-lakinya juga? Ya karena ini adalah hari Kartini, harinya perempuan Indonesia. Gimana sih kamu.
Alasan lainnya adalah, karena seringnya sih ya, kalau ada urusan porno-porno begini, pasti perempuan deh yang disalahin. Jadi inget kata-katanya Pak Suryadharma Ali (SA), Menteri Agama kita, mengenai definisi pornografi:
“Masih belum bisa dipastikan, tapi bisa kita rasakan sesuatu yang rasanya pornografi. Kami berpendapat harus ada kriteria umum. Misalnya untuk rok perempuan harus di bawah dengkul,”
Kurang lebih maksudnya Pak SA dari pernyataannya di atas adalah, kalau kamu bisa merasakan serrserran tak menentu pada anu-anuanmu, itu artinya sesuatu itu adalah pornografi. Dalam hal ini kemudian Pak SA mencontohkannya lewat rok mini.
Nah, jadi kalo menurut Pak SA perempuan gak
boleh lagi pake rok mini, bolehnya pake apa dong? Apakah perempuan
Indonesia kemana-mana sekarang harus pake pakaian adat karena dianggap
sebagai jenis pakaian yang paling mencerminkan “adat ketimuran”? Weits
tunggu dulu. kalau kita berpijak pada definisi Pak SA tentang pornografi
barusan, pakaian adat pun gak aman! Ini contohnya: